apa itu generator AC?
Generator merupakan sebuah alat
yang mampu menghasilkan arus listrik. salah satu jenis generator adalah
generator arus bolak balik yang akan dibahas saat ini. Generator arus
bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus
bolak-balik.
Generator Arus Bolak-balik sering
disebut juga sebagai alternator atau generator AC (alternating current) atau
juga generator singkron. Alat ini sering dimanfaatkan di industri untuk
mengerakkan beberapa mesin yang menggunakan arus listrik sebagai sumber
penggerak.
Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
Prinsip dasar generator
arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang
penghantar berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada
penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Besar tegangan generator bergantung pada
:
1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang
memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang
dibangkitkan oleh medan magnet (f)
3. Konstruksi Generator
Generator arus bolak-balik ini terdiri
dari dua bagian utama, yaitu
1. Stator, merupakan bagian diam dari
generator yang mengeluarkan tegangan bolakbalik
2. rotor, merupakan bagian bergerak yang
menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator.
Stator terdiri dari
badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian dalam
generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang
terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur
tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat
untuk menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient)
atau kutub dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
Jumlah kutub generator
arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan frekuensi dari ggl yang
dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.
F = p.n/120
Keterangan:
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)
Induksi elektromagnetik dapat dikatakan
sebagai proses perubahan energi mekanik (energi kinetic) menjadi energi
listrik. Proses perubahan energi ini, berkaitan dengan konsep fluks
magnetic
Kita mulai dengan mempelajari Fluks
magnetic dan Huhum Faraday secara kuantitatif.
1. Fluks magnetik
Fluks magnetic didefinisikan sebagai
hasil kali antara komponen induksi magnetic dengan luas bidang
Hukum Faraday
Perhatikan gambar berikut !
Hukum Lenz :
“ Arah arus induksi adalah
sedemikian sehingga medan magnetic yang ditimbulkannya berlawanan dengan arah
medan magnetic yang menimbulkan arus induksi itu”
4. GGL induksi pada penghantar yang
digerakan dalam medan magnetik
d. Penerapan Konsep Induksi
Elektromagnetik
1. Dynamo/Generator
AC
2. Generator DC
3.
Transformatorm : Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah
tegangan bolak-balik (AC) dari tegangan tinggi ke tegangan rendah (
Transformator Step –Down)
Transformator Step-Up, mengubah tegangan rendah ke
tegangan tinggi. Prinsip Keja : Terjadi perubahan fluks magnetik pada kumparan
primer, yang menghasilkan arus induksi pada kumparan sekunder.
Rumus Transformator
: V1/ V2 = N1 / N2, h = Ps/Pp x 100 %, P = V. I.
Sistem pengisian AC paling banyak
digunakan, baik sistem pengisian dengan regulator mekanik (konvensional) maupun
dengan IC regulator.
Komponen sistem pengisian regulator
mekanik terdiri dari :
1.
Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik
yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi
arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
2.
Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator
dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga
berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
3.
Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan
akibat hubungan singkat.
4.
Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e
regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk
menghasilkan magnet pada altenator.
5.
Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang dihasilkan sistem
pengisian.
Apa itu ALTERNATOR?
Alternator yang berfungsi merubah energi
gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus
bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang
dipasang menjadi satu bagian dengan Alternator.
Prinsip
Kerja Alternator
Bila pada generator DC sebuah penghantar
dibentuk “U”, di ujung penghantar dipasang komutator, pada komutator menempel
sikat. Sikat “A” merupakan sikat positip dan sikat “B” adalah sikat
negatip, maka pada generator AC (altenator) kedua ujung penghantar dihubungkan
ke slip ring dan jenis sikat sudah tidak jelas karena berubah ubah sesuai
posisi penghantar. Saat penghantar diputar maka penghantar tersebut akan
memotong medan magnet sehingga menghasilkan induksi elektromagnetik. Arah arus
yang dihasilkan akan berubah-ubah, pada posisi (1) arah arus menuju sikat “A”,
namun pada posisi (2) arah arus berubah menuju sikat “B”. Perubahan
tersebut dapat digambarkan dalam fungsi gelombang sinus.
Kontruksi Alternator
Pada altenator terdapat 4 terminal yaitu
terminal B,E,F dan N. Terminal B merupakan terminal output altenator yang
dihubungkan ke baterai, beban dan regulator terminal B. Terminal E berhubungan
dengan sikat negatip, bodi alternator dan terminal E regulator. Terminal F
berhubungan dengan sikat positip dan dihubungkan ke terminal F regulator,
Terminal N berhubungan dengan neutral stator coil, saat altenator menghasilkan
listrik maka terminal N juga menghasilkan listrik, listrik yang dihasilkan
terminal N dialirkan ke regulator terminal N, untuk mematikan lampu indicator
pengisian.
Pada regulator terdapat 6 terminal
mempunyai terminal B,E,F,N, IG dan L. Empat dari 6 terminal tersebut
berhubungan dengan terminal altenator yaitu B, E,F, N. Dua terminal
regulator yang lain yaitu terminal IG dan L, berhubungan dengan terminal IG
kontak dan lampu.
KOMPONEN UTAMA ALTERNATOR
Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak
alternator yang memindahkan gerak putar mesin untuk memutar alternator.
Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen
altenator yaitu diode maupun kumparan pada alternator.
Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan
magnet, kuat medan magnet yang dihasilkan tergantung besar arus listrik yang
mengalir ke rotor coil. Listrik ke rotor coil disalurkan melalui
sikat yang selalu menempel pada slip ring. Terdapat dua sikat yaitu sikat
positip berhubungan dengan terminal F, sikat negatip berhubungan dengan
massa atau terminal E. Semakin tinggi putaran mesin, putaran rotor
altenator semakin tinggi pula, agar listrik yang dihasilkan tetap stabil maka
kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding dengan putaran mesin.
Rotor alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar
diatas, maka arus listrik akan mengalir dari positip baterai, variable
resistor, amper meter, slip ring, rotor coil, slip ring dan ke negatip baterai.
Adanya aliran listrik pada rotor menyebabkan rotor menjadi magnet, saat
tahanan pada variable resistor kecil maka arus yang mengalir sangat besar,
magnet pada rotor sangat kuat, namun bila tahanan variable resistor besar maka
arus yang mengalir ke rotor coil menjadi kecil sehingga kemagnetan juga menjadi
kecil. Pada saat tahanan variable resistor kecil maka voltmeter yang
dipasang pada slip ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat tahanan
variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang
menghasilkan listrik saat terpotong medan magnet dari rotor.Stator terdiri dari
stator core (inti stator) dan stator coil. Disain stator coil ada 2 macam
yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada model “Y”, ketiga ujung kumparan
tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” (neutral
point). Pada model delta ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga membentuk
segi tiga (delta). Model ini tidak memiliki terminal neutral (N). Stator coil
menghasilkan arus listrik AC tiga phase. Tiap ujung stator dihubungkan ke
diode positip dan diode negatip.
Dioda (rectifier)
Dioda berfungsi untuk menyearahkan
arus AC yang dihasilkan oleh stator coil menjadi arus DC, disamping itu
juga berfungsi untuk menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator
coil. Sifat diode adalah meneruskan arus listrik satu arah. Gambar 4.12
a. merupakan diode positip yang dirangkai seri dengan lampu pada sebuah baterai
12 V. rangkaian tersebut merupakan rangkaian bias maju (forward direction
voltage) sehingga diode dapat mengalirkan arus listrik, lampu menyala. Bila
hubungan kabel ditukar yang kabel yang berhubungan dengan positip dipindah ke
negatip dan sebaliknya maka diode mendapat bias mundur (reverse direction
voltage) sehingga diode tidak dapat mengalirkan arus listrik, maka lampu padam.
Kontruksi dioda pada elternator
Pada altenator jumlah diode terdiri dari
6 atau 9 buah diode yang digabungkan. Menurut pemasangannya diode ini
dapat dibagi menjadai 2 bagian yaitu diode positip dan diode negatip.
Membeda diode posistip dan negatip saat terpasang pada dudukannya dengan
cara dioda negatip plat pemegang bodi diode dibautkan langsung ke bodi
alternator tanpa isolator, sedangkan pada diode positip plat pemegang bodi
diode dipasang ke rumah alternator dengan menggunakan isolator.
Membedahkan diode lebih akurat menggunakan Ohm meter.
Prinsip Kerja Penyearah arus listrik pada
stator coil
Prinsip kerja penyearahan arus listrik
yang dihasilkan stator coil pada altenator adalah sebagai berikut:
Saat rotor altenator berputar maka
terjadi induksi elektromagnetik pada stator coil, gambar 4.13 a, menunjukkan
bahwa ujung stator coil “A” negatip dan ujung stator coil “C” menghasilkan arus
positip, arus yang dihasilkan stator coil “C” disearahkan oleh diode
positip “C” , kemudian dialirkan ke baterai (battery). Rotor terus berputar
sehingga stator coil “C” yang tadinya menghasilkan arus positip menjadi
menghasilkan arus negatip, arus positip dihasilkan oleh stator coil “B”,
arus yang dihasilkan stator coil “B” disearahkan oleh diode positip “B” ,
kemudian dialirkan ke baterai. Demikian seterusnya sehingga secara bergantian
stator coil mengasilkan gelombang listrik dan disearakan oleh diode, selisih
gelombang satu dengan yang lain 120º.
Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus
listrik dari regulator ke rotor coil. Pada altenator terdapat dua sikat, yaitu
:
1.
Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
2.
Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat selalu menempel dengan slip ring,
saat rotor berputar maka akan terjadi gesekan antara slip ring dengan sikat,
sehingga sikat menjadi cepat aus. Kontak sikat dengan slip ring harus
baik agar listrik dapat mengalir dengan baik, agar kontak sikat dengan
slip ring baik maka sikat ditekan oleh pegas.
Sikat merupakan bagian yang sering
menjadi penyebab gangguan pada altenator, karena cepat aus. Sikat yang sudah
pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor coil berkurang, akibat tekanan
pegas yang melemah. Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan
kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang dihasilkan altenator menurun.
Bila sikat suda pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai sikat habis
maka slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat sehingga menjadi
aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan liran listrik ke rotor coil
terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan listrik,
tidak terjadi proses pengisian.
Sikat patah dan pecahnya rumah
sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat merakit altenator. Saat rotor
dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada kondisi tersebut bila
seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan sikat sehingga sikat
patah dan hal ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah, untuk menghindari
hal tersebut maka sikat harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan menggunakan
kawat yang dimasukan melaui lubang kecil yang sedah tersedia, bila sikat sudah
tertahan oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan dengan aman.
Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur arus
dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator. Arus yang dihasilkan altenator
sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A atau kurang, namun saat beban lampu
dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada putaran 2000 rpm sebesar 30 A atau
lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban listriknya. Tegangan yang
dihasilkan altenator dijaga tetap stabil pada 13,8-14,8 Volt.
Regulator mekanik 6 terminal mempunyai
terminal E, F, N, B, IG dan L. Pada regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu
voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan pengisian dan
voltage relay yang berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indicator
pengisian sebagai indikasi sistem pengisian berfungsi.
Pola susunan terminal pada regulator
tipe A adalah IG,N,F dan E,L,B, sedangkan pola susunan terminal pada regulator
tipe B adalah B,L,E dan F,N,IG. Meskipun terminal regulator mempunyai pola
tertentu, namun kita sering mengalami kesulitan dalam menentukan terminal
regulator, sehingga kita kesulitan menentukan apakah regulator tertentu tipa A
atau tipe B. Cara menentukan terminal regulator mekanik 6 terminal adalah:
1. Tentukan mana
bagian voltage regulator, mana bagian voltage relay. Voltage regulator mudah
dikenali karena mempunyai ciri mempunyai resistor.
2. Identifikasi
terminal pada voltage regulator, dimana voltage regulator mempunyai 3 terminal
yaitu IG, F dan E.
Terminal
|
Ciri-ciri
|
IG
|
Berhubungan dengan resistor, dapat
platina tepi yang saat normal/ belum bekerja posisi menempel dengan platina
tengah
|
F
|
Berhubungan dengan resistor, dapat
platina tengah
|
E
|
Berhubungan dengan massa/ bodi regulator,
berhubungan dengan ujung kabel lilitan voltage regulator maupun voltage relay
|
3. Identifikasi
terminal pada voltage relay, dimana voltage relay mempunyai 3 terminal yaitu B,
L dan N.
Terminal
|
Ciri-ciri
|
B
|
Berhubungan
platina tepi yang saat normal/ belum bekerja posisi tidak menempel dengan
platina tengah
|
L
|
Berhubungan
dengan platina tengah
|
N
|
Berhubungan
dengan kabel lilitan voltage relay
|
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :
ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )
Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)
Dengan memakai transformasi trigonometri dari :
Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),
maka dari persamaan diatas diperoleh :
ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber .
Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :
E maks = Bm. ℓ. ω r Volt
dimana :
Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)
ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)
Generator Tanpa Beban
Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:
Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. φm. T Volt
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh), seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator tanpa beban bisa digambarkan rangkaian ekuivalennya
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
• Resistansi jangkar Ra
• Reaktansi bocor jangkar Xl
• Reaksi Jangkar Xa
a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.
b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.
c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan sebesar .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar